Ngomong-ngomong
masalah batak, tentu banyak masyarakat Indonesia yang mengenal apa itu batak.
Tidak heran donk kalau masyarakat batak ada dimana-mana bukan hanya di Medan,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, bahkan di Papua juga. Banyak versi mengenai sejarah
budaya batak toba tetapi banyak keunikan dan kekhasan budaya ini. Batak toba
dikenal dengan dialeknya yang unik. Ketika orang batak berbicara kepada orang
lain dengan suku berbeda pasti orang tersebut bisa langsung mengetahui bahwa
orang tersebut berasal dari medan. Kenapa ya, batak itu dikenal dari medan?
Yup. Suku batak memang berasal dari Sumatera Utara. Batak terbagi lagi menjadi
batak toba, batak karo, batak simalungun, batak pakpak, batak mandailing, dan
batak angkola. Orang Batak selalu memiliki nama Marga/keluarga. Nama / marga
ini diperoleh dari garis keturunan ayah (patrilinear) yang selanjutnya akan
diteruskan kepada keturunannya secara terus menerus. Namun, tidak menghalangi
kekerabatan antar suku. Karena suku batak dikenal dengan masyarakat yang sangat
menjaga hubungan kekerabatan.
Setiap
adat pasti memiliki kekhasan masing-masing terutama dari bentuk rumahnya. Rumah
adat batak ini dikenal dengan rumah bolon. Nama yang unik dan mudah diingat
yang artinya adalah besar. Rumah bolon ini terbuat dari papan dan daun rumbia
yang berbentuk persegi empat seperti rumah punggung.
Uniknya, rumah ini tidak
menggunakan paku sama sekali melainkan hanya menggunakan tali yang mempererat
daun satu sama lain. Sehingga rumah bolon tersebut bisa berdiri kokoh layaknya
sebuah rumah. Pada zaman ini, sudah jarang ditemukan rumah bolon tersebut hanya
tinggal beberapa saja.
Tortor merupakan sebutan tarian
budaya batak yang berasal dari Sumatera Utara, Tarian memang dikenal dengan
gerakan-gerakan yang khas tapi tortor disini memiliki makna yang lebih dari
gerakan-gerakannya yaitu merupakan sebuah media komunikasi, di mana melalui
gerakan yang dilakukan menghasilkan interaksi antara partisipan upacara. Bukan tortor
namanya kalau tidak dibarengi dengan music Gondang.
Secara umum, music ini
memang sangat tepat untuk dipadukan dengan tarian tortor. Kalau bahasa bataknya
disebut “margondang”. Kata ini ibagi menjadi 3 yaitu margondang pesta (ungkapan
kegembiraan dalam konteks hiburan atau seni pertunjukkan), adat (aktualisasi
dari sistem kekerabatan),
dan religi (organisasi agamaniah yang masih berdasar kepada
kepercayaan batak purba).
Selain itu penari tortor harus menggunakan ulos karena Ulos
Batak di kenal sebagai jati diri orang Batak sesuai dengan Budaya dan Adatnya. Ulos
Batak di anggap memiliki nilai-nilai tersendiri sesuai dengan makna dan
fungsinya berdasarkan ragam dan jenisnya. Keragaman ulos tersebut telah di
tetapkan masing-masing sesuai dengan makna dan tujuan pemberiannya. Ada begitu
banyak jenis tarian tortor budaya batak sesuai dengan upacara adat yang
dilakukan. Sehingga ulos yang digunakan juga berbeda-beda karena setiap ulos
memiliki makna yang berbeda-beda.
Banyak keunikan yang dapat kita
temui di adat batak toba ini. Setiap adat pasti memiliki keunikannya
masing-masing. Oleh sebab itu, mari kita lestarikan budaya kita masing-masing
agar adat tersebut tidak gampang punah dan diklaim oleh orang lain. Jangan
anggap kalau adat itu kuno tetapi anggaplah kalau adat itu nilai yang sangat
berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar